Minggu, 12 Juni 2011

ORMAS ISLAM TOLAK SYI’AH
Tinggalkan sebuah Komentar Posted by pemudapersatuanislam pada 06/10/2011

Jumat, 10 Juni 2011, dilangsungkan deklarasi menolak Syi’ah. Berbagai ormas hadir di Masjid Alfurqan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) Jakarta. Disamping itu, deklarasi ini pun menolak keberadaan Majlis Ukhuwah Sunni-Syi’ah (Muhsin).

Para pembicara dalam acara deklarasi ini adalah Habib Ahmad Zain Al Kaff (Yayasan Albayyinat dan PWNU Jatim), Ustadz Agus Tri Sundawi (Majelis Tarjih PP Muhammadiyuah), KH. Idrus Ramli (Pengasuh Ponpes Sidogiri Jatim), KH. Cholil Ridwan (BKsPPI dan MUI), dan Ust. Tiar Anwar Bachtiar (Persatuan Islam).

Kesempatan pertama diisi oleh KH. Khalil Ridwan. Ketua MUI Pusat ini menyampaikan: “Persoaalan Sunni-Syi’ini persoalan lama. Bukan puluhan tahun, tapi ratusan hingga ribua tahun” . Nama Sunni-Syi’i muncul setelah peristiwa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dulu itu tidak ada istilah sunni dan syi’i. Ketika ada orang yang mengelompok, dan mengelompok ini dalam bahasa Arab adalah syi’ah, kelompok ini menamakan diri sebagai Syi’i pada zaman itu. “Setelah adanya nama nama syi’i/ syi’ah, yang tidak syia’ah siapa? Maka muncul istilah sunni” papar kiai Khalil.

Habib Ahmad Ahmad Zain Al Kaff menjelaskan: “Dari sekian banyak aliran-aliran sesat yang masuk ke Indonesia, yang paling berbahaya bagi agama, bangsa dan negara adalah aliran sy’ah Imamiyah.”

Untuk memuluskan propagandanya, Syiah era sekarang mengundang berbagai tokoh Islam ke Iran. Mereka diperlihatkan kemajuan Iran, dan pada akhirnya diharapkan simpati atau tidak menghalangi propaganda mereka. Dalam hal ini, Habib Ahmad Zain Al Kaff menegaskan: “Kenapa mereka tidak diberitahukan berapa mesjid sunni yang Syiah ratakan? Berapa ulama sunni yang hari ini masih dipenjara? Kalau mereka hari ini mau mengadakan ukhuwwah Islamiyyah di Indonesia, mengapa hal itu tidak mereka lakukan dengan sunni yang ada di Iran? Mengapa gerak mereka senantiasa dibatasi, dikekang dan diintimidasi?”

Mengutip amanat M. Natsir, Ust. Agus Tri Sundani mengingatkan bahwa masalah Syi’ah di Indonesia adalah layaknya bom waktu. “Pada masanya, kalau dibiarkan oleh kita, akan meledak.” Dalam ceramahnya ini beliau mengingatkan, bila mereka tidak henti-hentinya menyebarkan ajaran sesatnya, maka kita pun jangan berhenti untuk terus menyampaikan dakwah mengenai ajaran Islam yang benar.

Sementara KH. Idrus Ramli, yang pernah beberapa kali berdebat dengan orang Syi’ah secara terbuka di forum umum, menyatakan bahwa Syiah adalah aliran sesat. Peneliti dan pengasuh pesantren Sidogiri ini menegaskan bahwa: “Pendiri NU, KH. Hasyim As’ari dalam kitabnya syarah ahlussunah waljama;ah, halaman 11 dan 12, beliau aliran syiah termasuk aliran sesat. Jadi tidak ada tawar menawar.” “Karenanya, kalau ada orang NU atau pengurus NU mencoba-coba mengakui agama syiah atau ajaran syiah, menganggap syiah bukan ajaran sesat, itu berari tidak mewakili NU, tetapi mewakili kepentingan pribadinya,” tegas pengurus NU Jawa Timur ini.

Dalam deklarasi ini, terjadi penyusupan. Sekitar lima orang yang ditenggarai dari syiah, 1 perempuan dan 4 laki-laki, menyebarkan selebaran yang kontra produktif terhadap acara mewaspadai syiah yang diadakan. Satu orang dapat ditangkap, sisanya melarikan diri. Laskar Pembela Islam (LPI) yang hadir sudah mencurigai gerak-gerik orang tersebut. Karenanya, berhasil mengamankan penyusup dari syiah.

Diantara ormas yang hadir dalam deklarasi ini adalah dari Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyyah, Persis, Al-Irsyad, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Hidayatullah, BKSPPI, Wahdah Islamiyah, DDII,Harokah Sunniyah Untuk Muslimin (Hasmi), Al-Bayyinat, dan Forum Kajian Aliran Agama (FKAA) dan lain-lain.

Dekalarasi ini menyatakan:
1. Ahlussunnah tidak dapat dipersatukan dengan Syi’ah, karena berbeda dalam ushuluddin (akidah/tauhid).
2. Syi’ah berbahaya bagi agama, bangsa, dan negara.
3. Mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa lagi tentang sesatnya Syi’ah secara tegas.
4. Mendesak pemerintah agar melarang Syi’ah dan aktivitasnya di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak timbul konflik seperti di Irak, Yaman, Pakistan, dan negara lain.
5. Menolak keras MUHSIN (Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah) yang digagas beberapa waktu lalu oleh aktivis-aktivis Syi’ah dan oknum yang mengatasnamakan Muslimin Indonesia di Jakarta.

Tidak ada komentar: